Pendidikan
Luar Biasa, yang sekarang orang-orang di UPI mengenalnya dengan Pendidikan
Khusus. Even tbh, aku lebih senang dengan nama Pendidikan Luar Biasa. Selain
lebih mudah orang untuk mendeteksinya, namanya juga bisa memotivasi orang-orang
di dalamnya menjadi orang yang luar biasa. Cause you are extra-ordinary people.
Saat aku
menjatuhkan hati pada Pendidikan Khusus (PKh), bukanlah hal yang mudah
mengatasi gejolak batin, bukanlah hal yang mudah mengalahkan semacam rasa yang
mendekati gengsi, dan bukanlah hal yang mudah meyakinkan mereka-mereka yang
katanya mencintaiku tapi tidak mencintai pilihanku. Saat datang ke sekolah dan
ditanya oleh ‘mereka’ aku lolos SNMPTN di jurusan apa dan dimana mereka semua
berubah air mukanya.
“oh kirain
teh jadi Teknik Kimia”
“kenapa ga
ambil FMIPA aja”
“padahal
kalau masuk UN*AD jurusan A atau B kamu masuk kayanya” (padahal belum tentu)
And many
mor-e-e-e-e-e. Belum lagi pembicaraan mereka yang katanya teman orang tuaku
tapi seolah sengaja menjatuhkan harapan mereka padaku, hingga mereka seolah
menyayangkan pilihanku padahal sedari awal mereka yang selalu mendukungku.
“Ca, kata
si ibu A mah ica teh lebar masuk
jurusan itu. Padahal kan dari IPA terus pinter lagi bisa masuk jurusan yang IPA
lagi”-Mama (lebar=disayangkan)
“Ca masuk
jurusan PLB teh capek cenah, padahal mah jadi guru yang normal-normal aja lah”
(I want to be an extraordinary teacher, jadi harus pilih yang extraordinary
juga)
“Jangan
jadi guru gajinya kecil, mau jadi PNS diangkatnya lama. Kerasa sama saya”-salah
satu guru
“Annisa
mau biologi kan? Yaudah biologi aja”
“Hah PLB?
Yakin mau masuk PLB? Harus sabar loh”
“Pantesan
atuh ya lolos, saingannya sedikit soalnya jarang yang minat”
“Padahal
nilainya tinggi, tapi pilih PLB cari aman ya?”
Kira-kira
begitulah pembicaraan-pembicaraan yang ku dengar saat berkunjung ke sekolah,
walau tak sedikit pula yang senang dan tertarik dengan PLB. Rasanya panas,
rasanya kesal, harga diri seakan dijatuhkan dan usahaku selama ini rasanya tak
dihargai. Hingga kutuliskan kekesalanku di sosial media, tapi kurasa itu hal
bodoh yang ku lakukan karena aku sedang marah dan dikuasai oleh setan.
Astaghfirullah.
Biar ku
jelaskan, jurusanku tercinta ini telah membuatku jatuh hati sampai-sampai aku
tak mendengarkan nasihat guruku untuk pindah saja ke pilihan lain. Dahulu
memang aku ingin mereka bangga padaku, mereka bangga aku bisa lolos di jurusan
bergensi A atau B di kampus A atau B. Tapi sekarang aku tidak peduli. Setelah
rasanya Allaah memberikan segala yang aku inginkan lantas mengapa aku harus
marah ? dimana rasa bersyukurku?
Fabiayyi ‘ala-i
rabbikuma tukadzibaan, diulang berulang kali dalam surah Ar-Rahmaan tapi
terkadang seolah-olah hatiku tidak terketuk saat setan yang terkutuk sedang
memengaruhiku.
Setelah
Allaah berikan kemudahan aku untuk masuk PTN, lalu aku diberi cobaan
perkataan-perkataan yang seharusnya tak aku dengarkan, rasanya aku memang
manusia yang bermental lemah sekali.
Aku bangga
dengan pilihanku, dan aku harus bertanggung jawab dengan ini. Aku tidak ingin
hanya bekerja untuk diriku. Setelah Allaah berikan kesempatan, maka aku harus
bekerja dan peduli juga kepada makhluk Allah yang lain. Aku tidak ingin
dipadang mulia, sementara semakin hari imanku semakin bobrok.
“Ya Allaah
yang Maha membolak balikan hati, teguhkan hatiku atas Agama-Mu”
-Bandung,
diguyur hujan-
Dan.. setelah ini, nantikan cerita-cerita lain tentang my chosen one ini!
Dan.. setelah ini, nantikan cerita-cerita lain tentang my chosen one ini!
Semangat, keep moving forward aja
BalasHapusSyukron :)
HapusCoin Casino: No Deposit Bonus & Free Spins | 100% up to $500
BalasHapusA no deposit bonus can 바카라 be triggered when a player deposits funds to their casino 인카지노 account. The casino also gives users a 온카지노 'no deposit' free spins. When it comes to