Langsung ke konten utama

[Journey to the West] Wah 2023, sebentar lagi 2024!

Aku cukup berkaca-kaca, waktu baca tulisan terakhir di blog ini. Ternyata, keresahan demi keresahan selalu datang silih berganti setiap waktunya seiring perjalanan aku bertumbuh menjadi manusia. 

Masa-masa setelah lulus kuliah, ternyata masa yang lebih sulit dibanding semua idea yang aku punya dulu. Nyatanya, aku tidak bisa berbohong masa setelah tahun 2021, menjadi masa-masa sulit, dan berat. Aku jadi sering jatuh, dan rapuh. Bahkan kalau detik ini, waktu aku menulis ini, aku diminta menonton film yang isinya kisah hidupku di tahun lalu, aku pasti keluar bioskop dengan mata jengkol. 

Berhubung sekarang sedang ada di akhir tahun 2023 jadi akan lebih relate, kalau ceritanya kita recap hal-hal yang terjadi di tahun ini mungkin ya? 

Beberapa hari yang lalu aku menulis di X (dulu Twitter), bahwa aku merasa tahun 2023 ini baru dimulai dari bulan Juni. Bulan-bulan sebelumnya? aku merasa tidak hidup, atau merasa bahwa Annisa yang di sana bukanlah Annisa yang sebenarnya. 

Jujur, penyesalan demi penyesalan selalu datang menghantui setiap malamnya. 

"Kenapa? kenapa ya Allah aku harus mengalami ini?"

"Kenapa? kenapa ya Allah orang lain bisa baik-baik aja? Aku yang nggak pernah aneh-aneh selama ini, kenapa harus mengalami kejadian-kejadian seberat ini?"

Kebayang nggak sih? setiap malam pikiran itu selalu ada di kepalaku. Tahun 2022 sampai 2023 sebelum bulan Juni itu, aku merasa semua gelap. Pokoknya gelap saja. 

Tahun 2022 aku juga mengalami bertubi-tubi masalah, di awal 2023 aku berusaha menerima segala yang menimpaku, tapi kok ya Allah.. aku dikasih lagi jalan hidup yang nggak mulus ya, di tahun ini?hingga akhirnya aku sadar bahwa setiap manusia, berjalan pada orbitnya masing-masing (padahal pernah nulis ini). Hidup Annisa mungkin tidak semulus yang lain, yang padahal juga nikmat yang Annisa miliki mungkin saja tidak dimiliki orang lain. Keyakinan bahwa semua sudah Allah aturkan porsinya menjadi sesuatu yang menyadarkan bahwa biarkanlah penyesalan itu diam di tempatnya. Sementara, aku berhak untuk tetap berjalan meninggalkan penyesalan tersebut yang tidak wajib aku hilangkan.

Tepat di Desember 2022, satu tahun yang lalu, aku datang ke tempat yang mungkin sejak kecil, tidak pernah aku bayangkan akan menjadi tempatku menceritakan masalahku yang tidak ada penyelesaiannya. Setelah pulang dari sana, aku tetap tidak menemukan jawaban atas masalahku. Ternyata memang jawabannya tidak ada di mana-mana. Jawabannya ada di dalam, di dalam diriku yang telah lama aku tinggalkan untuk sesuatu yang entahlah apa itu namanya. 

"Nggak, Annisa. Hal yang tidak mau kamu terima, tidak usah kamu terima." kira-kira begitu ungkapan yang aku dengar, saat aku berada di tempat itu. Mungkin aku terlambat menyadari makna itu, hingga akhirnya semua jawaban atas keresahan, dan pertanyaan diriku untuk diriku sendiri terjawab, dan tidak ada perasaan yang bisa mengalahkan perasaan syukur bahwa akhirnya Annisa bisa kembali menemukan dirinya yang asli. Bahwa pada akhirnya, dirinya sendiri yang menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan besarnya. 

Perlahan demi perlahan, mimpi-mimpiku dirakit lagi. Tentu, aku tidak mau menggunakan kayu bekas perahu rakit yang sebelumnya aku pakai. Biarkan kayu-kayu bekas itu hanyut dibawa aliran air sungai, bermuaranya akan kemana biarlah bukan lagi urusanku. Kewajibanku adalah kembali berdiri, merangkai lagi mimpiku dari awal. 

Masih banyak sebenarnya yang ingin aku tulis, tapi kok jadi emosional banget ini ya. Dadaku terlalu sesak untuk melanjutkan, rasanya campur aduk. Sedih, haru, sesal, semua bercampur dengan besarnya rasa syukur karena setelahnya kebahagiaan juga menyusul sedikit demi sedikit. Kupu-kupu mampir lagi di perutku, senyum simpul kembali lagi menempel di wajahku, juga harapan-harapan akan kehidupan di dunia yang lebih baik juga kembali hadir di kepalaku sebelum aku tidur.

Semoga harapan-harapan itu perlahan membawaku ke tujuanku. Tujuan menjalani hidup sebagaimana mestinya aku diciptakan. Jadi.. nanti aku kembali lagi, ya! Menceritakan lagi hal-hal yang semoga nanti lebih banyak membuat kamu senyum-senyum. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[selingan] Karakteristik Guru Efektif dalam Perspektif Psikologi Pendidikan

Karakteristik Guru Efektif dalam Perspektif Psikologi Pendidikan Guru dan pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Guru adalah jembatan dalam pendidikan agar pendidikan dapat tersampaikan dengan baik. Menurut undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru sebagai pengajar dipandang sebagai expert , sebagai ahli dalam bidang ilmu yang diajarkannya. Guru adalah sentral atau pusat yang menjadi panutan bagi para siswanya, sehingga guru harus memberikan teladan yang baik dan pendidikan yang tepat karena segala tingkah lakunya sering kali dicontoh oleh siswa. Guru dipandang sebagai contoh nyata manifestasi nilai yang ada dalam masyarakat. Menjadi seorang guru bukan hanya bertindak sebagai pengajar, namu...

[Interest] The Vitruvian Man by Leonardo Da Vinci

Berbicara soal karya seni, sejujurnya aku bukanlah orang yang terlalu paham mengenai karya seni, atau hal-hal di dalamnya. Tetapi, saat sebuah karya seni memengaruhi dunia ke depannya, aku rasa hal yang menarik untuk di bahas. Kali ini, akan dibahas mengenai karya dari maestro terkenal Leonardo Da Vinci, seorang seniman sekaligus ilmuwan dimana teori-teorinya memengaruhi dunia. Salah satu lukisannya yang terkenal hingga kini adalah lukisan wanita cantik Monalisa. Tapi, kali ini yang akan kutulis adalah mengenai mahakaryanya yang lain, yakni lukisan The Vitruvian Man. Nama Vitruvian berasal dari nama seorang arsitek dan insinyur militer Romawi, Markus Vitruvius Pollio yang menurut informasi hidup sekitar 100 tahun sebelum masehi. Berbagai buku yang ditulisnya adalah buku-buku mengenai arsitektur. Rupanya, seorang Vitruvius ini menjadi inspirasi Da Vinci dalam menciptakan karyanya. Apa hubungan Vitruvian Man dan Vitruvius ? Yang mendasari seorang Leonardo Da Vinci, menggun...

[Journey to the West] Memaknai Kata Sendiri

 ".. Aku harus belajar menerima bahwa perasaan bahagia terkadang bisa datang satu paket dengan perasaan kecewa. Bagai dua sisi mata uang, ketika mereka datang menyapa, dan aku menyambut dengan baik maka aku harus menerima kedua sisi tersebut, tidak bisa hanya salah satunya. Aku harus belajar menerima bahwa terkadang yang terlihat dengan mata hanyalah sebuah proyeksi dan bukan yang sebenarnya terjadi. Aku harus belajar menerima bahwa ketidakpastian dan ketidaknyamanan adalah keniscayaan yang akan selalu hadir selama kita masih bertugas di dunia. " Satu hal yang aku senangi saat aku menulis adalah di masa depan aku bisa kembali membukanya. Membuka kembali berbagai memori yang membuat kepala kembali bising dengan cerita-cerita yang kembali diputar. Jika kamu pernah membaca tulisanku, benar, kutipan di atas adalah kataku, pada dua tahun yang lalu.  Tidak terasa, ternyata yang aku perhatikan, perasaan akan selalu datang berulang, ya. Entahlah mungkin sebuah keniscyaan bahwa segala...