Langsung ke konten utama

[Pendapat-Ku] Zaman Provokatif (Bagian 1)


Banyak hal yang terjadi yang menjadi dasar dari tulisannya. Sedikit kegelisan dan kebingungan seorang mahasiswi tingkat pertama yang lelah dengan doktrin-doktrin dari berbagai penjuru.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku sendiri tidak tahu, apa karena aku seorang burung yang baru keluar dari sangkar sehingga aku kaget melihat luas dan tingginya langit, aku merasa takut dan merinding melihat keadaan lingkunganku sekarang. Berbagai sisi lingkunganku seolah tidak dapat terbendung dalam menerima berbagai pendapat dan asumsi yang belum tentu dapat terbukti kebenarannya. Ya memang demikian, tidak dapat dikatakan benar atau salah semua pendapat itu abu-abu, bahkan tak jelas warnanya apa. Namun, terkadang hal tersebut banyak pendukungnya, banyak yang membesar-besarkannya. Aku setuju dengan pendapat salah satu temanku, kita berada di zaman dikit-dikit viral.
Bagiku zaman ini bukan hanya sekedar zaman dikit-dikit viral, melaikan zaman provokatif. Berbagai pendapat, asumsi, dan opini bertebaran dimana-mana. Itu semua ibarat debu yang siap kita hirup dan tanpa sadar kita bersin. Sedikitnya kita akan meng-iya-kan pendapat-pendapat yang kita lihat, atau menghujatnya habis-habisan. Terkadang pikiran kita kosong, namun saat diilhami oleh opini seseorang kita pun dengan mudah terprovokasi.
Sedikit-sedikit orang mengomentari keadaan dan fenomena yang terjadi di sekitarnya, dia mengatakan A, mengatakan B sampai Z. Maksudnya ingin menyampaikan opini, kata-kata bijak dibungkus dengan opini yang dipandang berkelas menjadi sebuah tulisan yang akhirnya tersebar kemana-kemana. Opini tersebut dikomentari ada yang pro dan ada yang kontra, bagi yang tidak mengerti terjadi pergolakan batin sebab keduanya memiliki argumen yang sama-sama kuat. Lagi-lagi si awam yang belum mengerti apa-apa terprovokasi, baik oleh si pro maupun oleh si kontra. Doktrin menyebar dengan tidak jelas masalahnya apa.
Kegelisahanku bukanlah karena kemajuan berpikir anak-anak bangsa peka terhadap masalah sosial yang makin hari kian mengkhawatirkan. Namun, lebih kepada masyarakat yang belum punya filter yang kuat dengan argumen-argumen yang ada. Terkadang pendapat-pendapat tersebut belum bisa dibuktikan validitasnya, namun akhirnya dapat viral kemana-kemana karena hal tersebut dibungkus kata-kata yang indah. Disitulah letak kegelisahanku, yang terkadang kurang update terhadap berbagai berita dan isu-isu terkini, begitu banyak doktrin-doktrin dari luar yang memaksaku untuk menyetujuinya sebab apa yang mereka katakan benar-benar make sense. Pantas saja berita-berita bohong banyak sekali bertebaran sebab kini orang yang tak ahli pun dapat dengan mudah menyusun kata-kata indah untuk membodohi orang lain.
Sedikit-sedikit orang mudah berdebat. Merasa pendapatnya paling benar, dan menyalahkan orang lain. Atau mungkin merasa dirinya selalu disalahkan, karena pendapatnya di tentang oleh kebenaran. Ada yang membenci orang lain secara subjektif, membenci orang lain karena hal yang sebenarnya orang lain pun tak tahu mengapa ia demikian. Contohnya saja fisik, kebiasaan refleks, dan lain sebagainya. Banyak orang yang tidak disukai karena fisiknya, atau mungkin karena kebiasaan refleks yang ia pun tak mengerti mengapa ia dilahirkan seperti itu. Kebencian disebarkan hingga akhirnya muncul kebencian-kebencian baru. Ikut benci kepada orang yang dibenci, atau malah membenci si pembenci. Pada akhirnya, kita terpecah belah bahkan dengan seseorang yang tidak pernah kita temui sama sekali.
Ada yang benar-benar ingin berpendapat mengemukakan kegelisahan. Namun, ada juga yang berpendapat untuk mencari dukungan. Setiap individu memiliki idealismenya masing-masing dan tentunya ia berpendapat hal tersebut benar untuk dirinya sehingga ia mempertahankan pandangannya tersebut. Namun kini terkadang orang cenderung membenarkan idealismenya, padahal pemikiran kita belum tentu sepenuhnya benar, ya dan mungkin tidak sepenuhnya juga salah. Aku rindu kita semua jalan beriringan, tidak seperti sekarang memaksakan pandangan kita agar orang lain ikut juga. Mengapa harus saling menyindir? Mengapa harus saling mengomentari hal yang tidak perlu dikomentari ? Apa sulit untuk diam dan menelan rasa penasaran apabila hal tersebut akan membawa masalah besar. Kini harus beribu kali berpikir sebelum berbicara, kebebasan berpendapat bukanlah kebebasan untuk memberikan komentar yang menjatuhkan. Mengapa tidak membiarkan kita semua berjalan bersama di kendaraan masing-masing, selama tidak menabrak. Mengapa harus saling sinis satu sama lain karena ia tidak sependapat ?
Tidaklah sulit untuk tidak membenci, jangan pandang kebencian dengan kebencian. Biarkanlah mereka yang menebar kebencian, jangan malah ikut-ikutan membenci. Biarkanlah mereka berjalan dengan aturan mereka, apabila itu buruk mari kita arahkan dengan cara yang indah. Jangan memandang segala sesuatu dari kacamata negatif, bukankah lebih indah bila kita melihat kebaikan dari setiap kejadian?. Bila memaafkan sulit bagimu, akan lebih baik jika kamu menjauh sejenak dan berusaha memaafkan, bukankah indah apabila kamu bisa berdamai dengan siapun termasuk dengan hatimu. Melupakan kesalahan memanglah sulit, tetapi minimal kamu tetap bisa menebar senyum sebagai pertanda maafmu.
Menurutku kini, pandanglah segala sesuatu dengan indah. Sebab seburuk apapun keadaan akan ada hal indah di dalamnya. Baik dan buruk bukanlah sekedar nilai melainkan dengan itulah pandangan hidup kita terbentuk. Baik dan buruk adalah sesuatu yang abstrak, kita tidak dapat sepenuhnya menilai hal tersebut. Akan tetapi, bukankah jauh lebih indah apabila kita melihat hal-hal yang baik saja ? Hidup kita akan jauh lebih berbunga-bunga. Membenci keburukan bukanlah sebuah solusi, melainkan memunculkan masalah baru. Menjadikan kebencian sebagai pandangan hidup, bukanlah sebuah langkah untuk mengkritisi melainkan bentuk lain dari hanya melihat dari kacamata negatif. Memprovokasi bukanlah sebuah langkah untuk membakar semangat, melainkan bentuk lain untuk memaksakan pandangan kita kepada orang lain. Bangunlah pendirianmu agar tidak mudah diprovokasi dengan ketidaksukaan terhadap suatu hal. Lihatlah dunia dengan indah, sebab hidupmu akan kusut dan gelisah apabila terus menerus tenggelam dalam kekecewaan dan ketidaksukaan.

SPREAD LOVE, NO HATE!

To be continued...

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Hal yang buruk tidak boleh dipandang indah. Justru kita mesti berjuang untuk mengubahnya.

    Jika semua pendapat dianggap sama. Dan dianggap setara. Lalu untuk apa ada banyak orang berjuang mengorbankan jiwa mereka untuk melawannya.

    Hidup tenangkah? Atau ingin ikut ambil pusing dengan masalah yang ada?

    Koreksi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[selingan] Karakteristik Guru Efektif dalam Perspektif Psikologi Pendidikan

Karakteristik Guru Efektif dalam Perspektif Psikologi Pendidikan Guru dan pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Guru adalah jembatan dalam pendidikan agar pendidikan dapat tersampaikan dengan baik. Menurut undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru sebagai pengajar dipandang sebagai expert , sebagai ahli dalam bidang ilmu yang diajarkannya. Guru adalah sentral atau pusat yang menjadi panutan bagi para siswanya, sehingga guru harus memberikan teladan yang baik dan pendidikan yang tepat karena segala tingkah lakunya sering kali dicontoh oleh siswa. Guru dipandang sebagai contoh nyata manifestasi nilai yang ada dalam masyarakat. Menjadi seorang guru bukan hanya bertindak sebagai pengajar, namu...

[Interest] The Vitruvian Man by Leonardo Da Vinci

Berbicara soal karya seni, sejujurnya aku bukanlah orang yang terlalu paham mengenai karya seni, atau hal-hal di dalamnya. Tetapi, saat sebuah karya seni memengaruhi dunia ke depannya, aku rasa hal yang menarik untuk di bahas. Kali ini, akan dibahas mengenai karya dari maestro terkenal Leonardo Da Vinci, seorang seniman sekaligus ilmuwan dimana teori-teorinya memengaruhi dunia. Salah satu lukisannya yang terkenal hingga kini adalah lukisan wanita cantik Monalisa. Tapi, kali ini yang akan kutulis adalah mengenai mahakaryanya yang lain, yakni lukisan The Vitruvian Man. Nama Vitruvian berasal dari nama seorang arsitek dan insinyur militer Romawi, Markus Vitruvius Pollio yang menurut informasi hidup sekitar 100 tahun sebelum masehi. Berbagai buku yang ditulisnya adalah buku-buku mengenai arsitektur. Rupanya, seorang Vitruvius ini menjadi inspirasi Da Vinci dalam menciptakan karyanya. Apa hubungan Vitruvian Man dan Vitruvius ? Yang mendasari seorang Leonardo Da Vinci, menggun...

[THIS IS MY CHOSEN ONE] Prolog

Pendidikan Luar Biasa, yang sekarang orang-orang di UPI mengenalnya dengan Pendidikan Khusus. Even tbh, aku lebih senang dengan nama Pendidikan Luar Biasa. Selain lebih mudah orang untuk mendeteksinya, namanya juga bisa memotivasi orang-orang di dalamnya menjadi orang yang luar biasa. Cause you are extra-ordinary people. Saat aku menjatuhkan hati pada Pendidikan Khusus (PKh), bukanlah hal yang mudah mengatasi gejolak batin, bukanlah hal yang mudah mengalahkan semacam rasa yang mendekati gengsi, dan bukanlah hal yang mudah meyakinkan mereka-mereka yang katanya mencintaiku tapi tidak mencintai pilihanku. Saat datang ke sekolah dan ditanya oleh ‘mereka’ aku lolos SNMPTN di jurusan apa dan dimana mereka semua berubah air mukanya. “oh kirain teh jadi Teknik Kimia” “kenapa ga ambil FMIPA aja” “padahal kalau masuk UN*AD jurusan A atau B kamu masuk kayanya” (padahal belum tentu) And many mor-e-e-e-e-e. Belum lagi pembicaraan mereka yang katanya teman orang tuaku tapi seolah seng...