Berbicara soal karya
seni, sejujurnya aku bukanlah orang yang terlalu paham mengenai karya seni,
atau hal-hal di dalamnya. Tetapi, saat sebuah karya seni memengaruhi dunia ke
depannya, aku rasa hal yang menarik untuk di bahas.
Kali ini, akan dibahas
mengenai karya dari maestro terkenal Leonardo Da Vinci, seorang seniman
sekaligus ilmuwan dimana teori-teorinya memengaruhi dunia. Salah satu
lukisannya yang terkenal hingga kini adalah lukisan wanita cantik Monalisa.
Tapi, kali ini yang akan kutulis adalah mengenai mahakaryanya yang lain, yakni
lukisan The Vitruvian Man. Nama Vitruvian berasal dari nama seorang arsitek dan insinyur
militer Romawi, Markus Vitruvius Pollio yang menurut informasi hidup sekitar
100 tahun sebelum masehi. Berbagai buku yang ditulisnya adalah buku-buku
mengenai arsitektur. Rupanya, seorang Vitruvius ini menjadi inspirasi Da Vinci
dalam menciptakan karyanya.
Apa hubungan Vitruvian Man dan Vitruvius ?
Yang mendasari seorang Leonardo Da Vinci, menggunakan nama Vitruvius dalam lukisannya berasal dari berbagai catatan-catatan karya Vitruvius mengenai arsitektur, dimana menurut Vitruvius proporsi sebuah bangunan itu harus terkait dengan manusia yang menghuninya. Ukuran bagian-bagian dari sebuah bangunan haruslah memiliki efek terhadap pikiran manusia, dimana manusialah yang akan menjadi penghuninya. Berbagai teori ilmu arsitektur Vitruvius, diadaptasi oleh Da Vinci yang pada saat itu tertarik dengan ilmu anatomi. Hal tersebut terjadi, karena konon Da Vinci diharuskan oleh gurunya yang bernama Andrea del Verrocchio. Lukisan The Vitruvian Man ini adalah lukisan yang menggabungkan berbagai unsur, yakni unsur seni, sains, dan spiritual dalam satu lukisan. Memang, Da Vinci tidaklah pernah main-main dalam membuat sebuah karya selalu terdapat filosofis yang mendalam di setiap karyanya.
Mengenai lukisan The Vitruvian Man, risetnya bukanlah
riset yang main-main. The Vitruvian Man merupakan lukisan Da Vinci yang menggambarkan
bagaimana proporsi tubuh manusia yang ideal atau banyak dikatakan sebagai
proporsi tubuh manusia yang sempurna. The Vitruvian Man merupakan lukisan
dengan gambar seorang laki-laki tanpa busana yang terlentang di dalam sebuah
lingkaran dan persegi. Dalam risetnya, Da Vinci bersama gurunya bekerja sama
dengan seorang dokter, untuk mempelajari dan menyusun sebuah buku tentang teori
anatomi tubuh manusia. Dalam melukis The Vitruvian Man dikatakan bahwa Da Vinci
menggunakan berbagai perhitungan agar karyanya ini menjadi karya yang sempurna.
Banyak yang mengatakan, bahwa setiap lukisan Da Vinci menggunakan perhitungan golden ratio. Golden ratio atau rasio emas didefinisikan oleh Euclid seorang ahli
Matematika Yunani adalah jika
pada suatu garis dibagi menjadi dua segmen, rasio dari bagian lebih besar
dengan keseluruhan garis adalah sama dengan rasio bagian lebih kecil dengan
bagian lebih besar pada garis tersebut.
Ya
begitulah mungkin sedikit informasi mengenai perhitungan perbandingan pada
lukisan The Vitruvian Man. Kembali pada lukisan The Vitruvian Man, sebenarnya
apa arti dari lukisan yang fenomenal dan teorinya mendasari berbagai
disiplin ilmu pada saat ini ? Berikut akan dibahas sedikit mengenai penjelasan
The Vitruvian Man, dan perbandingan bagian-bagian tubuh manusia yang ideal yang
dikutip dari salah satu blog mengenai ilmu ergonomi yang banyak dipelajari di
sekolah-sekolah seni.
A.
Tubuh.
Tinggi
tubuh manusia ideal kurang-lebih sama dengan 8 kali ukuran panjang kepalanya,
atau 8 kali jarak dari siku ke ujung ketiak. Proporsinya adalah sebagai
berikut:
1.
Kepala.
2.
Dagu (ujung kepala) hingga ke bagian tengah dada
(kira-kira pada posisi puting payudara perempuan).
3.
Bagian tengah dada hingga ke pusar.
4.
Pusar hingga ke selangkangkan.
5.
Selangkangan hingga ke bagian tengah paha.
6.
Bagian tengah paha hingga ke bagian bawah lutut.
7.
Bagian bawah lutut hingga ke bagian tengah tulang
kering.
8.
Bagian tengah tulang kering hingga ke tapak kaki.
Kemudian,
1.
Tinggi tubuh manusia kurang lebih sama dengan 10 kali
panjang jengkalan tangannya.
2.
Posisi selangkangan kurang lebih adalah titik tengah
dari tinggi manusia dewasa
3.
Panjang bentangan lengan seseorang kurang lebih sama
dengan lebar panggulnya.
4.
Panjang bentangan kedua lengan, dari ujung jari paling
kiri ke yang paling kanan sama dengan tinggi tubuh.
5.
Panjang tapak kaki seseorang sama dengan panjang
lengan bagian bawahnya.
6.
Lebar maksimum bentangan dada seseorang kurang lebih
sama dengan seperempat tinggi tubuhnya.
7.
Lebar telapak tangan kurang lebih sama dengan 4 jari.
8.
Panjang kaki seseorang kurang lebih sama dengan 4 kali
lebar tapak tangannya.
B. Kepala.
a. Mata
berada tepat di bagian tengah kepala.
Proporsi
kepala bisa dibagi menjadi 3 bagian yang sama panjang:
1.
Dari ujung kepala (akar rambut) sampai ke bagian bawah
kening.
2.
Bagian bawah kening sampai ke bagian bawah hidung.
3.
Bagian bawah hidung sampai ke bagian bawah dagu.
b. Lebar
kepala kurang lebih sama dengan 4-5 kali lebar mata.
c. Panjang
kepala (dari akar rambut sampai bagian bawah dagu) kurang lebih sama dengan
panjang satu jengkal tangan.
Panjang
kepala seseorang kurang lebih sama dengan 3 kali jarak dari ujung dagu ke
hidungnya.
d. Jarak
antara mata kanan dan mata kiri sama dengan lebar mata.
e. Tinggi
telinga sama dengan jarak dari ujung mulut ke ujung mata.
f. Lebar
bagian bawah hidung sama dengan lebar mata.
g. Lebar
mulut saat terkatup sama dengan jarak antara 2 bola mata, atau lebar mata.
h. Panjang
wajah seseorang kurang lebih sama dengan 3 kali panjang telinga atau 3 kali
jarak dari ujung kening ke alis.
Gambar di atas juga merupakan contoh penggunaan perbandingan
golden ratio, yang berawal dari karya
Da Vinci, The Vitruvian Man. Diketahui, ternyata Da Vinci bukan hanya
menerapkan golden ratio pada lukisan
ini saja, melainkan pada lukisannya yang lain antara lain pada lukisan
Monalisa, dan lukisan The Last Supper.
Teori mengenai anatomi tubuh manusia tersebut telah banyak
memengaruhi dan menjadi landasan dalam berbagai keilmuan, antara lain ilmu
kedokteran, teknik, matematika, dan bahkan dunia arsitektur. Berbagai
perhitungan yang detail oleh Da Vinci dalam lukisannya sungguh memberi dampak
yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia.
Dalam
lukisan The Vitruvian Man, Da Vinci menggambarkan bahwa manusia merupakan
mikrokosmos atau bentuk kecil dari alam semesta. Manusia merupakan miniatur
dari alam semesta karena manusia terdiri dari air, tanah, api, dan udara. Tubuh
manusia menyerupai bumi, yang digambarkan oleh Da Vinci menjadi sebuah
lingkaran dalam lukisannya. Saat seseorang telentang dengan kaki dan tangan
dibuka lebar, jari tangan dan kakinya akan menyentuh keliling lingkaran yang
berpusat di pusarnya. Begitu detailnya ia melukis manusia Vitruvian ini.
Dan pelajaran yang dapat diambil dari Da Vinci bukan hanya tentang karya seni
yang indah saja, melainkan bagaimana menciptakan sebuah karya yang mencakup
berbagai aspek ilmu pengetahuan di dalamnya yang berguna bagi perkembangan
keilmuan di dunia, serta bagaimana pentingnya sebuah ketelitian dalam
menciptakan sebuah karya.
Mungkin hanya sedikit pemaparan yang dapat ku
sampaikan, informasi ini hanya sebagai bentuk ketertarikanku pada lukisan The Vitruvian
Man, dan kode-kode Da Vinci dalam karyanya yang hingga kini
masih banyak menjadi misteri, akan tetapi dalam pencarian misteri tersebut
banyak menyumbang bagi kemajuan ilmu pengetahuan di dunia. Meskipun, aku sendiri bukanlah seseorang yang paham tentang seni, akan tetapi setelah mendapatkan berbagai informasi tentang Vitruvian Man, aku menjadi lebih paham bahwa saat kita mempelajari satu ilmu secara komprehensif, maka ilmu tersebut dapat memengaruhi cabang ilmu yang lain.
Referensi :
http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/05/logo-ergonomi-manusia-vitruvian
Jurnal Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Pertamax gan lanjutkan
BalasHapus