Langsung ke konten utama

[Journey to the West] STORY EDITION PART II]

Awal masuk kelas 10 sempet down dan  shock karena bener-bener aku dibuat "gila, mereka pinter-pinter banget" jauh banget sama kebiasaanku di SMP dulu. Aku emang orang yang ambisius entah itu baik atau buruk untukku tapi terkadang saat orang lain bisa mengerjakannya aku seperti "panas"aku juga harus bisa mengerjakannya.
Tapi, hari-hari berlalu aku udah mulai bisa menerima keadaan di sekolahku hingga akhirnya aku bisa menyelesaikan sekolahku selama tiga tahun yang rodanya berputar amat kencang. Kenapa? karena, selama tiga tahun itu aku melihat dan mengalami bahwa yang dekat tidak selamanya dekat, dan yang jauh tidak selamanya jauh, yang baik tidak selamanya baik, dan yang buruk tidak selamanya buruk. Singkatnya, aku kelas 12 dan berbagai ujian serta rintangan di tahun itu aku lewati dengan rasa takut tapi bukannya lebih giat aku jadi lebih malas berurusan dengan hal-hal sekolah. Rasanya, aku benar-benar bosan menghafal rumus-rumus, menghafal bagan-bagan, dan memahami konsep-konsep yang aku tidak paham apa makna dan gunanya bagi hidupku ? Ya, memang aku salah sedari awal, masuk IPA hanya dengan dasar aku suka menghitung, dan bergelut dengan rumus yang saat aku menemukan jawabannya aku bahagia bukan main, aku tidak pandai dan memahami konsep dasarnya. Sampai akhirnya aku berada di titik yang membuat aku bertanya ' jurusan apa untuk kuliahku nanti yang bisa buat aku bermanfaat bagi orang lain?' menurutku, semua jurusan itu baik dan bermanfaat untuk masyarakat, tapi aku ingin terjun langsung dan berinteraksi dengan orang-orang, ya mungkin sejenis pekerjaan sosial bukan pekerjaan yang diam di depan komputer saja, atau di dalam lab seperti keinginanku dulu. Even aku orang yang introvert tapi untuk masalah berinteraksi aku akan senang bila memiliki banyak kawan, apalagi jika di dunia sosial aku akan mendapatkan hal tersebut.
Sampai akhirnya, aku mendengar jurusan ' Pendidikan Luar Biasa ' dan aku mendengar bahwa kerabatku baru lulus dari jurusan itu. Saking introvertnya dulu, di rumah aku jarang keluar bahkan aku tidak tahu kerabatku itu kuliah jurusan apa, aku tahunya ia sudah lulus saja.Dari situ aku googling masalah jurusan ini. Jujur aku anggap jurusan ini ' wow, keren banget nih' aku memberanikan diri bilang kepada orang tuaku bahwa " mah, pa ica mau kuliah di jurusan PLB" dan yang aku bangga mereka mendukungku, mamahku bilang " terserah mau kuliah dimana aja di jurusan apapun asal kamu bener. Mamah mah gabisa ngasih warisan harta cuma bisa kasih warisan ilmu" dan hal itu yang sampai saat ini ku pegang, itulah yang jadi penyemangat kuliahku yang kuanggap sekarang melelahkan ini (mungkin karena aku masih baru, masih adaptasi).
And today I'm here, di jurusan penuh kejutan bersama orang-orang luar biasa. Wherever we are kita tetap bisa berprestasi ko. Insya Allaah I'm proud to be special education student✨

"Start everything with positive mind, be grateful. Out there, so many people want to be what you won't to be"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[selingan] Karakteristik Guru Efektif dalam Perspektif Psikologi Pendidikan

Karakteristik Guru Efektif dalam Perspektif Psikologi Pendidikan Guru dan pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Guru adalah jembatan dalam pendidikan agar pendidikan dapat tersampaikan dengan baik. Menurut undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru sebagai pengajar dipandang sebagai expert , sebagai ahli dalam bidang ilmu yang diajarkannya. Guru adalah sentral atau pusat yang menjadi panutan bagi para siswanya, sehingga guru harus memberikan teladan yang baik dan pendidikan yang tepat karena segala tingkah lakunya sering kali dicontoh oleh siswa. Guru dipandang sebagai contoh nyata manifestasi nilai yang ada dalam masyarakat. Menjadi seorang guru bukan hanya bertindak sebagai pengajar, namu...

[Interest] The Vitruvian Man by Leonardo Da Vinci

Berbicara soal karya seni, sejujurnya aku bukanlah orang yang terlalu paham mengenai karya seni, atau hal-hal di dalamnya. Tetapi, saat sebuah karya seni memengaruhi dunia ke depannya, aku rasa hal yang menarik untuk di bahas. Kali ini, akan dibahas mengenai karya dari maestro terkenal Leonardo Da Vinci, seorang seniman sekaligus ilmuwan dimana teori-teorinya memengaruhi dunia. Salah satu lukisannya yang terkenal hingga kini adalah lukisan wanita cantik Monalisa. Tapi, kali ini yang akan kutulis adalah mengenai mahakaryanya yang lain, yakni lukisan The Vitruvian Man. Nama Vitruvian berasal dari nama seorang arsitek dan insinyur militer Romawi, Markus Vitruvius Pollio yang menurut informasi hidup sekitar 100 tahun sebelum masehi. Berbagai buku yang ditulisnya adalah buku-buku mengenai arsitektur. Rupanya, seorang Vitruvius ini menjadi inspirasi Da Vinci dalam menciptakan karyanya. Apa hubungan Vitruvian Man dan Vitruvius ? Yang mendasari seorang Leonardo Da Vinci, menggun...

[THIS IS MY CHOSEN ONE] Prolog

Pendidikan Luar Biasa, yang sekarang orang-orang di UPI mengenalnya dengan Pendidikan Khusus. Even tbh, aku lebih senang dengan nama Pendidikan Luar Biasa. Selain lebih mudah orang untuk mendeteksinya, namanya juga bisa memotivasi orang-orang di dalamnya menjadi orang yang luar biasa. Cause you are extra-ordinary people. Saat aku menjatuhkan hati pada Pendidikan Khusus (PKh), bukanlah hal yang mudah mengatasi gejolak batin, bukanlah hal yang mudah mengalahkan semacam rasa yang mendekati gengsi, dan bukanlah hal yang mudah meyakinkan mereka-mereka yang katanya mencintaiku tapi tidak mencintai pilihanku. Saat datang ke sekolah dan ditanya oleh ‘mereka’ aku lolos SNMPTN di jurusan apa dan dimana mereka semua berubah air mukanya. “oh kirain teh jadi Teknik Kimia” “kenapa ga ambil FMIPA aja” “padahal kalau masuk UN*AD jurusan A atau B kamu masuk kayanya” (padahal belum tentu) And many mor-e-e-e-e-e. Belum lagi pembicaraan mereka yang katanya teman orang tuaku tapi seolah seng...